Day: August 26, 2023

KKN Dilanda Pagebluk: Menakar Urgensi dan Implementasi dari Testimoni MahasiswaKKN Dilanda Pagebluk: Menakar Urgensi dan Implementasi dari Testimoni Mahasiswa

“Mohon sahabat-sahabat mahasiswa, kita sekali lagi sadari bahwa situasi kita ketika ini sedang tak bagus-bagus saja, jadi KKN memang ini keharusan, tapi ada yang lebih utama, merupakan keselamatan. Kami dari Universitas Diponegoro, Bapak Rektor senantiasa berpesan pada kita seluruh, mohon hati-hati, jangan gegabah, jangan besar kepala dengan pandemi ini.”

Pernyataan hal yang demikian dilontarkan oleh Prof. Dr. Jamari, Ketua Institusi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro, pada ketika slot gacor hari ini penerjunan mahasiswa Kuliah Cara Riil (KKN) Regu II Tahun 2020/2021 pada 30 Juni lalu secara daring.

Metode Kuliah Cara Riil (KKN) Universitas Diponegoro konsisten digelar di tengah kenaikan kasus Covid-19. Sebanyak 4.830 mahasiswa tersebar dalam 166 kabupaten/kota di 28 provinsi untuk KKN rentang waktu ini. Walaupun demikian itu, tak seluruh mahasiswa mengerjakan KKN di kampung halamannya atau yang biasa disebut KKN Pulang Kampung. Tidak sedikit pula mahasiswa yang memilih kawasan sekitaran kampus sebagai daerah pengabdian.

Kerja yang dikatakan Jamari, situasi sedang tak bagus-bagus saja dampak pandemi. Metode KKN Undip di tengah kenaikan kasus dan overcapacity rumah sakit dikritik oleh akun Twitter @KawalCovid19. Dalam cuitannya, akun hal yang demikian menyayangkan kebijakan dari Undip dan UPN Tak Jawa Timur yang mengadakan KKN secara luring. Selang dua hari kemudian, akun resmi Undip membalas dan menyuarakan bahwa proses KKN bersifat fleksibel dan dilakukan secara daring bagi tempat yang rawan kasus Covid-19.

Secara resmi, Undip akhirnya mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3303/UN7.6.1/TU/2021 dan Nomor 3328/UN7.6.1/TU/2021 yang mengharuskan KKN dilakukan daring penuh sampai 11 Agustus 2021 atau hari terakhir KKN.

Tidak Dapat Menurut KKN Daring Penuh

Tim keterangan salah seorang mahasiswa KKN Regu II, Ariel (nama samaran), kelompoknya berada di tempat rawan Covid-19 dan tak melaksanakan aktivitas secara daring penuh, bagus sebelum ataupun setelah keluarnya surat edaran yang baru turun sesudah tujuh hari penerjunan.

“Untuk kelurahan yang saya tempati angka Covid-19-nya termasuk tinggi, termasuk area merah, jadi protokol kesehatan sepatutnya benar-benar dijalani,” ungkapnya.

“Aktivitas perizinan kelar ke masing-masing RT, Laporan Rancangan Apabila (LRK) yang kita usulkan tak layak surat edaran, yang mana campuran hybrid, online-offline atau pun ada yang full offline. Nah di situ kita menemukan kesulitan-kesulitan, bagaimana kita reach ke warganya. Aktivitas di lapangan sendiri agak sulit sebab warga masih belum familier dengan aplikasi Zoom atau Google Meet,” lanjut Ariel.

Apabila secara daring penuh sesungguhnya telah dicoba oleh Ariel dan kawan-kawan, salah satunya memproduksi video penyuluhan yang disebar ke karang taruna. Akan tapi, aksi hal yang demikian tak sukses secara luas menyasar masyarakat daerah Ariel mengabdi. Timnya pun dipinta menghadap pejabat kelurahan dampak dianggap minim kontribusi, padahal aktivitas terus dilakukan secara daring.

“Dapat (pejabat kelurahan) bilang, ‘aku telah banyak mendapatkan surat izin, tapi program KKN-nya kok belum aku terima ya, sejauh ini.’ Dari situ saya berkesimpulan program online itu kurang hingga ke masyarakat. Menurut jadi banyak elemen sih, pertama masyarakatnya kurang siap, kurang siap memakai teknologi seperti Google Meet, Zoom, (dan sebagainya),” sambungnya.

Saya hal itu, regu KKN Ariel bernegosiasi dengan kelurahan setempat dan juga disetujui oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk melanjutkan KKN secara daring dan luring dengan pembatasan mobilitas.

Senasib dengan Ariel, Ananda (nama samaran) juga sempat kesusahan dalam proses KKN secara daring penuh. Solusi yang dihadirkan pun sama, membikin video sosialisasi yang disebar ke grup WhatsApp.

“Dari dosbing telah bilang sebab PPKM itu online, saya tanya ketua RT-nya, latar belakang di sana tuh kebanyakan buruh, pedagang, bukan kayak PNS, karyawan gitu. Teman sama temen saya sempat bilang ini kemungkinan bakal online, ingin dibikin sosialisasi online. Terus bapak sama ibunya bilang, sesungguhnya apabila Zoom gitu gak mengerti, timbul pandangan baru buat bikin video sosialisasi yang di-share ke WhatsApp,” terangnya.

Ananda menganggap dirinya masih mujur karena tak banyak tekanan dari DPL, masyarakat, ataupun kelurahan, terlebih dikala dia masih mengenal sahabatnya yang konsisten menjalankan KKN luring sampai jaga malam.

“Ada sebagian temanku yang mereka tuh konsisten ke lokasi. Sahabat slot888 saya ada jaga posko sampe jaga malam gitu, loh,” lanjutnya.

Sahabat Ananda hal yang demikian yakni Sena – juga nama samaran – mengaku konsisten menjalani KKN luring sampai jaga piket harian di kelurahan, kendati surat edaran berkaitan keharusan daring penuh sudah turun. Dari penuturannya, tata tertib hal yang demikian pada akhirnya diserahkan pada mahasiswa; pro-mengiyakan atau tak, dengan mengamati situasi lapangan.

“Selama jaga piket di kelurahan itu terbatas, kita hanya dipinta dua optimal tiga si kecil hingga esok hari tanggal 12 Agustus. Tak surat edaran turun, semuanya dipasrahkan ke si kecil-si kecil ingin ikut serta serta serta surat edaran atau misal yang berkenan melaksanakan piket harian di kelurahan gak papa sebab orangnya dikit,” tuturnya.

Lebih lanjut, setidaknya surat edaran hal yang demikian cukup sakti untuk menghentikan program patroli PPKM yang telah berjalan dua kali sebelum surat hal yang demikian diterbitkan.

“Sempat sih orang kelurahan meminta ke si kecil-si kecil KKN untuk patroli PPKM. Ia baru berjalan dua kali sebelum surat edaran keluar,” imbuhnya.

KKN Daring Penuh Tidak Seindah Ekspektasi

Berbeda dengan Ariel, Ananda, dan Sena; Yuma (nama samaran) menjalani KKN Pulang Kampung sendirian di desanya. Kecuali melaksanakan pengabdian secara daring sedari permulaan karena dirinya sempat terjangkit Covid-19.

Sebagai mahasiswa KKN yang juga penyintas Covid-19, Yuma juga mendengar kabar buruk soal sebagian orang terdekatnya yang menjalani KKN dan positif Covid-19, termasuk sahabat kampus dan pun DPL-nya.

“Teman dengar banyak mahasiswa Undip yang positif Covid-19 juga di tempat lain, gak cuma itu DPL KKN juga ada yang positif termasuk DPL saya sendiri,” ungkapnya.

“(Walaupun positif Covid-19) Ada dua yang saya tahu. Walaupun satu sahabat dekatku, tapi ia kondisinya buruk sebab gak dapat saya hubungi sama sekali. Walaupun satu lagi temanku yang KKN di Pekalongan, sahabat satu timnya positif,” jelas Yuma.

Solusi yang ditawarkan kampus dan DPL untuk konsisten melanjutkan KKN secara daring penuh juga terbilang susah. Tetapi masyarakat yang belum mengerti betul teknologi, seperti cerita Ariel, respon masyarakat setempat juga tergolong minim.

“Kurang pas sasaran, hanya melalui grup. Jadi kurang tahu sesungguhnya apa yang kita sampaikan itu didengar atau enggak. Kebetulan juga grup wargaku itu cuek-cuek apalagi bapak-bapak jadi apabila pas sosialisasi gak ada yang merespons. Aktivitas ada, paling satu-dua saja dan misal saya mempersilakan apabila ada pertanyaan atau ingin dibantu dapat langsung hubungi, tapi gak ada yang nanya. Jadi keder, kan, sepatutnya gimana, mana sendirian,” curahnya.

Walaupun, mahasiswa tentu dituntut untuk menghasilkan pengabdian yang berkwalitas. Setidaknya, itu yang dikatakan Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama terhadap mahasiswa peserta KKN.

“Laksanakan tugas dengan sebaik-pantasnya, ini peluang Anda untuk amal dengan scope yang lebih luas, tapi amalnya amal yang berkwalitas, jangan asal-asalan. Walaupun berkwalitas,” kata Prof. Yos di sesi penerjunan mahasiswa KKN Regu II Undip, Rabu (30/6/2021).

Apabila saja di sisi lain, di peluang yang sama, pihak kampus melalui Ketua LPPM, minta mahasiswa untuk memprioritaskan keselamatan di atas segalanya, termasuk apabila terpaksa wajib mengorbankan skor KKN.

“Walaupun paling utama dalam situasi ini yakni keselamatan dan kesehatan. Kita sepatutnya sadari bersama bahwa skor KKN, bila sahabat-sahabat mahasiswa gagal itu masih ada remedi. sepatutnya diingat bahwa bila keselamatan kita yang gagal itu tak ada remedi. Jadi, mohon itu menjadi perhatian kita bersama. Keselamatan itu yang paling utama di atas segalanya,” terang Jamari.

Kasus Covid-19 Naik, Perlukah KKN ?

sudah menjelang rentang waktu ketiga dijalankannya KKN di tengah pandemi Covid-19 bagi Undip, dari sebagian cerita di atas bisa dikenal bahwa mahasiswa masih banyak menemui jenis kendala. Tentunya KKN rentang waktu ini pun berbeda dengan KKN sebelumnya. Metode KKN rentang waktu ini bertepatan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan ditambah tumbangnya fasilitas kesehatan dan PPKM satu bulan lebih. Bagi Yuma, situasi ketika ini telah jadi bendera merah bagi penyelenggaraan KKN.

“Aktivitas saya pribadi, di masa kayak gini yang bertepatan banget sama Covid-19 lagi tinggi-tingginya, menurutku (KKN) gak dibutuhkan, sebab cukup berbahaya, banyak orang yang sakit, tapi membisu-membisu saja jadi penularannya gak terduga dan (KKN) kurang pas sasaran,” tuturnya.

Bukan cuma situasi, Yuma juga menyayangkan minimnya berita memasuki penyelenggaraan dan pembekalan KKN di waktu yang tak ideal. ini menurutnya membingungkan dan menambah muatan pikiran.

“Aktivitas tata tertib itu gak banyak yang berubah, hanya full daring itu saja, tapi berita perihal KKN itu nihil, permulaan-permulaan sebelum KKN, jadi kayak membingungkan banget. Pembekalan juga di tengah-tengah UAS waktu itu jadi nambah pikiran di tengah-tengah ke-stres-an semester 6,” sebutnya.

Yuma juga tak mengelak apabila pengalamannya tak sama dengan sahabat-sahabat yang lain. Dari testimoni sahabatnya, tidak sedikit juga mahasiswa yang merasakan KKN rentang waktu ini.

“Masing-masing orang berbeda, kayak temanku itu bersuka ria KKN sebab mengasyikan bareng-bareng, dapat melaksanakan aktivitas untuk warga. Jadi, ya, seperti itu,” sambungnya.

Akhir kata, Yuma merasa KKN seolah dipaksakan untuk dilakukan dengan persiapan dan penyelenggaraan yang belum bijaksana. Kecuali mau di proses KKN selanjutnya, kampus bisa memastikan dengan matang dari segi berita dan penyelenggaraan.

“Kayak dipaksakan sepatutnya ada. Untuk kampus beharap ke depannya lebih dipertimbangan kembali mengenai proses KKN di masa pandemi dan juga penyebaran berita berkaitan KKN dapat lebih luas. Sehingga mahasiswa gak linglung dan ketinggalan berita,” pungkasnya.

Kampus juga sesungguhnya telah cukup perhatian slot demo wild west gold dengan situasi pandemi Covid-19, kongkritnya nampak dalam kutipan di alinea pertama laporan ini. Pihak kampus menekankan bahwa KKN konsisten jadi keharusan, dengan catatan, ada yang lebih fardu, merupakan keselamatan. Kerja kata Prof. Jamari, “Jangan gegabah, jangan besar kepala dengan pandemi ini.”